Pages

Friday, December 30, 2011

GURU TIDAK TAU YANG SISWA MAU


” Bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, tapi bersyukur lah yang membuat kita berbahagia. Jadikan kahidupan kita hari ini menjadi lebih baik dari hari kemaren dan bermanfaat bagi sesama”
Jarum panjang berhenti pada angka 10 tepat pada saat jarum pendek transit pada angka 10, saatnya semua siswa MA Bilingual Batu menunaikan sholat dhuha. Seperti hari-hari biasanya, sholat dhuha harus dilaksanakan berjamaah dengan satu orang guru harus menjadi imam. Kebetulan Ustad Alif yang menjadi imam saat itu. Seusai sholat dhuha salah seorang siswa bertanya.
          Ustad…!!!kenapa sholat dhuha bacaannya tidak disuarakan dengan keras?
          Karena sholat dhuha dilaksanakan pada siang hari dan dulu pada masa Nabi Muhammad SAW pada waktu siang hari kaum kafir quraisy bersiap siaga untuk membunuh orang-orang muslim yang meritualkan ibadahnya. Oleh karena itu dianjurkan bagi orang muslim yang ingin beribadah disiang hari agar mengecilkan suaranya.
          Itu kan dulu ustad pada jaman Nabi Muhammad, sekarang kan sudah tidak ada lagi kafir quraisy yang secara terang-terangan memerangi kaum muslim. Jadi tidak apa-apa kan jika kita membaca bacaan sholat dhuha dengan suara keras?
          Sholatlah sebagaimana engkau melihatku sholat, itulah yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, jadi kita harus menjalankan sunnahnya.
          Pada kesempatan yang sama, saat siswa tersebut berpapasan dengan Ustad Alif, dia melanjutkan pertanyaannya dengan versi yang berbeda
          Ustad….!!!bagaimana hukum makan berdiri?
          Itu tidak boleh ananda, karena itu menunjukkan sopan santun dan akhlaq yang tidak baik, jadi dianjurkan oleh Nabi Muhammmad SAW untuk makan duduk, bukan berdiri.
          Tapi bukannya dalam sholat kita dibolehkan untuk duduk bahkan dengan posisi tidur jika kita tidak mampu berdiri.
          Itu dalam sholat ananda, berbeda masalah dengan makan. Lagi pula apakah kamu merasa tidak mampu makan sambil duduk, tidak kan?
          Bel berbunyi tanda pelajaran selanjutnya akan dimulai. Semua siswa-siswi masuk kelas dengan tertib tak terkecuali Ustad Alif  yang mempunyai jadwal mengajar di kelas XI Social untuk mata pelajaran Fiqih. Pada kesempatan Tanya jawab seorang siswa bertanya.
          Ustad….!!! Dikatakan dalam syariat islam bahwa batas aurat untuk orang perempuan adalah seluruh anggota tubuh kecuali wajah dan pergelangan tangan, tapi kenapa saat perempuan mengenakan pakaian ketat tapi tetap menutupi  aurat dikatakan sebagai perempuan pengumbar aurat?
          Kamu benar ananda, bahwa batas aurat perempuan itu adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan pergelangan tangan, artinya sudah jelas apabila ada perempuan  yang memakai pakaian ketat walaupun menutup aurat itu sama halnya dengan memperlihatkan auratnya, karena dengan sengaja ia memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya pada setiap orang yang melihatnya.
          Tapi apakah itu termasuk salah si perempuan Ustad, padahal kan ia tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja ingin mengikuti mode masa kini dengan tetap berpegang teguh pada syariat islam, bukannya islam itu juga tidak menyulitkan?
          Iya kamu benar ananda, tapi cara yang ia lakukan salah, karena untuk tampil modis kan tidak harus berpakaian ketat.
          Beberapa saat setelah Ustad Alif menjawab pertanyaan, bel pulang berbunyi. Artinya semua siswa harus pulang. Keesokan harinya sebelum bel masuk berbunyi Ustad Arif dihampiri oleh salah seorang siswa dan bertanya.
          Ustad….!!! Bolehkah saya bertanya sesuatu pada ustad?
          Silahkan ananda, mau bertanya apa?
          Kalau boleh saya tahu usia ustad sekarang berapa?
          Ada apa gerangan ananda menanyakan hal itu?
          Saya hanya ingin tahu saja ustad.
          Sekarang umur saya sudah 32 tahun.
          Terima kasih ustad, apakah ustad sudah menikah.
          Alhamdulillah belum, memangnya kenapa?
          Kenapa ustad masih belum menikah, bukankah ustad pernah menjelaskan bahwa sebagai umat Nabi Muhammad SAW kita dianjurkan untuk mengikuti sunnahnya dan salah satu sunnahnya adalah pernikahan sebagaimana disabdakan dalam hadist Annikahu sunnati waman rawiba an sunnati falaisa Minnie yang artinya (menikah itu adalah sunnahku dan barang siapa yang tidak melaksanakan sunnahku maka ia bukan termasuk ummatku), terus bagaimana ustad dengan hadist tersebut?.
          Sudahlah ananda al aslu la yus al (yang sudah jelas jangan ditanyakan lagi).
          Untuk prtama kalinya Ustad Alif meninggalkan siswa tersebut. Biasanya Ustad Alif tidak pernah meninggalkan siswanya yang bertanya sebelum akhirnya siswa itu merasa puas dan berhenti bertanya. Ironisnya, jawaban yang diberikan sangat singkat padat namun masih belum jelas. Tidak seperti biasanya yang selalu menjawab pertanyaan disertai dengan penjelasan yang panjang lebar.
          Ditempat yang sama, tanpa beranjak selangkah pun siswa yang tadinya bertanya pada Ustad Alif tak henti-hentinya berpikir tentang apa yang terjadi dengan Ustad Alif yang sekarang. Hingga akhirnya salah satu temannya menghampiri.
          Hei..kamu kenapa terdiam membisu seperti patung liberty?.
          Aku hanya sedang memikirkan Ustad Alif
          Kenapa dengan Ustad Alif?
          Ternyata beliau….
          Ternyata kenapa?
          Jujur aku akui Ustad Alif sangat alim dan pandai dalam hal agama. Dari A sampai Z kemampuan beliau dalam hal agama tidak perlu diragukan lagi, tapi ternyata….
          Tapi kenapa?
          Tapi ternyata dalam hal romantisme Ustad Alif masih sangat premature, terbukti tadi saat aku Tanya kenapa hingga saat usia beliau sudah 32 tahun masih belum menikah, beliau tidak bisa menjawab.
          oo..jadi hanya karena itu kamu melamun, tapi kira-kira seandainya kamu berada di posisi Ustad Alif, apa yang akan kamu katakan untuk menjawab pertanyaan yang sama?
          Ya…aku pastinya aku akan menjawab kalau aku akan menikah bulan Mei (meibe yes, maybe no). ya….minimal si penanya merasa puas pertanyaannya telah dijawab he…he…he…he  
         

No comments:

Post a Comment