Pages

Friday, December 30, 2011

SUMPAH PEMUDA, SUMPAH BAHASA INDONESIA


Oleh : Asah
            Saat ini Sumpah pemuda yang dicetuskan bersamaan dengan kongres pemuda Indonesia ke-2 di Jakarta,tepatnya di gedung kramat raya no. 106 pada tanggal 27 dan 28 oktober 1928 (Sagimun. 90 Tahun prof. Mr. Sunario) tak ubahnya seperti sumpah-sumpah biasa yang sering dilafalkan oleh orang pada umumnya. Sumpah pemuda yang berintikan satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa tidak lagi menjadi asas berdirinya berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia. Contoh dari ketidaklagian  digunakannya asas bahasa yang merupakan inti dari sumpah pemuda salah satunya adalah gaya bahasa pemuda masa kini. Kecendrungan yang terjadi dalam budaya berbahasa pemuda masa kini tidak lagi mencerminkan kesatu bahasaan Indonesia. Banget, sih, doang, dech adalah bukti nyata dari hancurnya esensi bahasa Indonesia di Indonesia sendiri.
            Lagi-lagi masalah tersebut bersinggungan langsung dengan semakin pesatnya dan semakin bebasnya media tekhnologi yang beredar di Indonesia sehingga membuat masyarakat dan pemuda Indonesia khususnya, menjadi latah dan tak tahan lagi dengan godaan Bapak Tekhnologi dan Ibu Modernisasi tersebut. Flash back terhadap peran dan fungsi televisi sebagai media informasi, ternyata banyak sekali ditemukan kejanggalan-kejanggalan yang tidak relevan dengan budaya berbahasa masyarakat Indonesia. Tidak aneh jika seorang Mentri pun terkadang berbahasa gaul (bahasa pasaran tanpa EYD) ketika berkomunikasi dengan masyarakat meskipun dalam sebuah acara formal. Hadirnya televisi dengan updating program berhasil merubah budaya berbahasa pemuda Indonesia.
            Kesalahbahasaan yang muncul akibat budaya berbahasa pemuda Indonesia memang hal yang sepele, namun hal yang sepele tersebut lah yang akhirnya akan membuat bangsa Indonesia tidak lagi dikenal sebagai bangsa yang beridentitas, karena bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya dan sudah seharusnya identitas itu dijaga keabsahan dan keautentikannya dari berbagai konstelasi lokal maupun global yang tidak sefaham dengan esensi dan nilai bahasa itu sendiri. Dan seharusnya pemuda lah yang berkewajiban menjaganya sebagaimana sumpah yang telah diikrarkan. Dengan apa dan bagaimana? Lestarikan dan biasakanlah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, jangan biasakan menggunakan bahasa indo gado-gado

No comments:

Post a Comment